Rabu, 18 September 2013


KELOMPOK 5 
1. Endang Priliasari (A1B112211)
2. Nor Ayu Kusuma Putri (A1B112206)
3. Risna Anisa (A1B110013) 

 KONSTRUKSI MORFOLOGIS

Kontruksi morfologi adalah bentukan daripada kata yang mungkin merupakan morfem tunggal atau gabungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain.
Pengertian infleksi adalah perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas leksikal kata itu dengan atau tanpa mengubah kelas katanya.
Secara khusus perubahan bentuk sebuah kata kerja dengan tepat mempertahankan identitas kata kerja it, sama saja artinya dengan mengubah bentuk kata itu, tetapi makna kata seperti yang terkandung dalam kata itu tidak berubah, seperti contoh dibawah ini:
menulis – ditulis – kutulis – kau tulis – kami tulis
melihat – dilihat – kulihat – kau lihat – kami lihat
membaca – dibaca – kubaca – kau baca – kami baca
mencari – dicari – kucari – kau cari – kami cari
memukul – di pukul – kupukul – kau pukulin – kami pukul
Bentuk kata menulis, melihat, membaca, mencari, dan memukul beserta semua variasinya itu adalah infleksi karena identitas kata-kata tersebut sebagai kata kerja dengan pengertian yang ada pada tiap bentuk kata itu tidak berubah, kecuali bentuk terkait me- yang secara berurutan diganti dengan di-, ku-, kau-, dan kami- yang mengubah pengertian pelakunya.


derivasi adalah suatu perubahan proses kelas kata (kata kerja) dengan atau tanpa pemindahan kelas kata. Perubahan kata kerja mendengar menjadi mendengarkan atau melihat menjadi perlihatkan adalah derivasi tanpa mengubah kelas kata.
Derivasi dapat dilihat dari berbagai jenis yaitu antara lain sebagai berikut.
a)        Derivasi Internal
Derivasi internal adalah proses mengubah verba tanpa mengubah kelas katanya, namun identitas leksikalnya berubah. Bentuk yang baru ini dapat mengalami infleksi seperti bentuk asalnya, misalnya:
membuat " membuatkan
melihat " memperlihatkan
melompat " melompatlan, melompati
menyerah " menyerahkan, menyerah

b)        Derivasi Adverbal
Derivasi adverbal adalah proses perubahan kelas kata kerja menjadi kelas-kelas kata lain yaitu kata benda, kata sifat, atau kata tugas sebagai berikut:
1.        Nomina Deverbal
Pemindahan kelas kata kerja ke kata benda dapat dilakukan dengan mempergunakan morfem-morfem terikat. Proses ini sangat produktif dalam bahasa Indonesia.
Contohnya:
Menyanyi  " penyanyi, nyanyian
Mendengar " pendengar, pendengaran, kedengaran
Berjalan " pejalan, perjalanan, jalanan
menjual " penjual, jualan, penjualan
membaca  " pembaca, pembacaan, bacaan

2.        Adjektif deverbal
Dalam beberapa kasus dan beberapa kata kerja yang sebenarnya merupakan derivasi dari kata sifat yang dapat ditransposisikan lagi ke dalam kata sifat. Dalam status kata sifat tersebut dapat diperluas dengan unsur-unsur yang biasa dikenakan pada kata sifat.
Contohnya:
Ia menyenangkan kami dengan sebuah atraksi.

Menurut Nida dikutif Ba’dulu dan Herman (2005:11) perbedaan antara fleksi dan derivasi adalah sebagai berikut:
1.     Infleksi
a)      Cenderung merupakan formasi luar, muncul lebih jauh dari stem ketimbang afiks derivasi.
b)      Cenderung kurang bervariasi, namun dengan distribusi yang luas.
c)      Digunakan untuk mencocokkan kata-kata bagi pemakaian dalam sintaksis, namun tidak pernah mengubah kelas kata.


2.     Derivasi
a)      Cenderung merupakan formasi dalam, muncul lebih dekat ke stem  ketimbang afiks derivasi.
b)      Cenderung lebih bervariasi, namun dengan distribusi yang terbatas.
c)      Digunakan untuk menetapkan kata-kata dalam suatu kelas dan umumnya mengubah kelas kata.

Frase Endosentris dan Eksosentris
frase endosentris adalah frase yang mempunyai kesamaan distribusi dengan unsunya, baik keseluruhan unsurnya maupun hanya salah satu unsurnya.
Frase endosentris dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Frase endosentris koordinatif  adalah frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen yang setara. Konstituen-konstituen tersebut adalah konstituen ini, jadi tidak ada konstituen yang bukan inti. Kesetaraannya dapat dibuktikan dengan adanya kemungkinan kokstituen itu dihubungkan dengan penghubung dan atau atau. Misalnya frasa penelitian dan pengembangan, Mustafa Bisti atau Gus Mus, ibu bapak, tua muda.
  2. Frase endosentris atrtibutif adalah frasa endosentris yang atributif merupakan frasa endometris yang terdiri atas konstituen-konstituen tidak setara. Di dalamnya terdapat konstituen berstatus sebagai atribut, disebabkan adanya konstituen yang berperan sebagai konstituen inti. Konstituen-konstituen itu tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Misalnya  frasa mahasiswa ini, dosen sintaksis, bahasa saya.
  3. Frase endosentris apositif adalah frasa endosentris yang apositif merupakan frasa yang mirip dengan frasa endosentris yang koordinatif dalam masing-masing konstituennya dapat saling menggantikan, misalnya pada kalimat Presiden Amerika Barack Obama datang di Auditorium Unnes. Presiden Amerika Barack Obama merupakan frasa endosentrik apositif. Unsur Presiden Amerika sebagai unsur pusatnya, sedangkan Barack Obama sebagai apositif. Kedua unsur tersebut bisa saling menggantikan dalam kalimat, dan mempunyai informasi yang sama. Dapat disimpulkan, Presiden Amerika datang di  Auditorium Unnes dan Barack Obama datang di Auditorium Unnes.

Contoh endosentrik:
1. Rumah sakit itu baru dibangun
2. Rumah itu baru dibangun.

Frasa eksosentris adalah frasa yang konstituen pusatnya tidak dapat berdistribusi sama dengan frasa yang dibentuknya.
jenis yaitu frasa eksosentris direktif, frasa eksosentris non direktif, dan frasa eksosentris konektif.
1) Frasa Eksosentris Direktif
Frasa eksosentris direktif adalah frasa yang komponen pertamanya adalah berupa preposisi, seperti di, ke, dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata yang biasanya berkategori nomina. Sebagai contoh frasa di gunung dan frasa dari besi, komponen pertamanya adalah preposisi sedangkan komponen keduannya berupa nomina.
2) Frasa Eksosentris Nondirektif
Frasa eksosentris nondirektif adalah frasa yang komponen pertamanya berupa partikel, seperti si dan sang atau kata lain seperti yang, para, dan kaum; sedangkan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata berkategori nomina, adjektiva dan verba. Sebagai contoh frasa si miskin dan frasa sang mertua, komponen pertamanya berupa partikel, sedangkan komponen keduanya berupa adjektifa dan nomina.
3) Frasa Eksosentris Konektif
Frasa eksosentris konektif adalah frasa yang salah satu unsurnya sebagai konektor atau penghubung unsur lain. Sebagai contoh frasa segera mandi. Komponen pertamanya berupa penghubung, sedangkan komponen keduannya berupa verba.
Contoh eksosentrik:
1. Kedua orang itu mengadakan jual beli
2. Kedua orang itu mengadakan jual
3. Kedua orang itu mengadakan beli.



DAFTAR PUSTAKA